Sering sekali, setiap ada event Open Source ada pertanyaan, "Gimana kalau suatu hari mereka ingkar janji ?"
"Ya ke pengadilan agama atau ke catatan sipil saja, beres !!!"
"Ini urusannya Open Source kok, bukan urusan percintaan apalagi urusan rumah tangga."
Pada software open source memang ada saja kisah seperti Unix, yang tiba-tiba ingkar janji. Kisah Unix ini, kira-kira mengilhami sekelompok orang untuk membuat GNU ( Gnu is Not Unix ), yang bisa jadi maknanya adalah kami akan selalu setia. Perubahan lisensi suatu software dari terbuka menjadi tertutup, dari free (gratis atau bebas) menjadi propietery, sudah hal yang lumrah. Unix bukan satu-satunya. Tapi ingat dunia tidak seluas daun kelor, "emang cewek cuma elo aja, yang mau ama gua masih ngantri nho".
Kisah hati tak setia kali ini terjadi pada kelompok software Office untuk distro-distro utama linux. Selama ini distro-distro besar menggunakan Open Office, namun setelah Oracle membeli Sun MicroSystem cerita kesetiaan menjadi berubah. Sekarang distro-distro besar linux mulai pindah ke LibreOffice, dan rasa-rasanya gerakan ke arah itu semakin menguat.
LibreOffice berlisensi LGPLv3, yang artinya kita dapat secara bebas menggunakannya untuk kepentingan pribadi maupun komersial. Kita secara bebas menyalinnya dan memberikan salinan tersebut ke siapapun, dan kita bebas untuk merubahnya dan merancang ulang kode programnya dan membuat software turunan darinya. Pokoknya BEBAAAAASSSS.
LibreOffice sudah masuk ke ring yang dikuasai oleh OpenOffice, so mari kita lihat pertarungannya.
No comments:
Post a Comment